Senin, 07 November 2016

Tokoh Tionghoa : Saya Tak Mengerti. Apa yang Mesti Dibela dari Ahok ?

post-feature-image

POSMETRO INFO - Pemerintah diminta tidak mengait-ngaitkan aksi demonstrasi massa pada Jumat (4/11) lalu dengan agenda politik tertentu. Ketua Komunitas Tionghoa Antikorupsi (Komtak), Lieus Sungkharisma mengatakan, unjuk rasa tersebut murni dilakukan masyarakat untuk mendorong penegakan hukum atas kasus dugaan penistaan agama yang melilit Gubernur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Gerakan itu enggak ada urusannya sama Pilkada DKI 2017. Mengapa mesti dipolitisasi dan diputar-putar seakan karena sekarang mau Pilkada? Enggak ada itu kaitannya,” ujar Lieus.
Menurut dia, desakan untuk penuntasan kasus Ahok saat ini tidak hanya disuarakan oleh kalangan umat Islam semata. Masyarakat Tionghoa di Indonesia pun, kata dia, juga banyak yang menyuarakan aspirasi yang sama.
Oleh karena itu, Lieus meminta pemerintah bisa bersikap objektif dalam melihat gerakan massa pada 4 November lalu. Dia juga mengingatkan, pemerintah agar tidak menggiring opini masyarakat keluar dari konteks penegakan hukum.
“Ingat! Gerakan (demonstrasi 4 November) itu bukan gerakan rasialis, tapi murni soal penegakan hukum. Karena itulah saya juga ikut turun ke jalan (dalam aksi unjuk rasa Jumat lalu),” ucapnya.


Lieus menuturkan, umat Islam di Indonesia sudah berusaha menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah secara damai dan tertib sepanjang hari aksi massa itu digelar. Sayangnya, kata dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak peka dalam membaca situasi tersebut, sehingga rakyat pun dikorbankan.
“Malah kesannya sekarang rakyat seperti diadu domba, cuma gara-gara satu orang bernama Ahok. Saya enggak mengerti, apa yang mesti dibelain dari si Ahok?” kecam Lieus.
Untuk itu, dia mendesak aparat hukum untuk segera menuntaskan kasus dugaan penistaan agama yang sedang melilit Ahok. Dia berpendapat, penegakan hukum terhadap mantan bupati Belitung Timur perlu dilakukan agar kasus serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
“Umat Islam di Indonesia itu adalah umat yang paling damai. Tapi, jangan coba-coba menista masalah akidah mereka!" ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menuding ada aktor politik tertentu yang menunggangi aksi damai pada Jumat lalu. Kendati demikian, mantan wali kota Solo itu tidak menjelaskan secara rinci kepada siapa tuduhan itu dia alamatkan.[republika]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar